Di Kabupaten Agam banyak tempat wisata keluarga. Setiap keluarga bisa memilih, objek yang mana yang diminati, di Sungai Janiah, Kecamatan Baso, terdapat objek wisata legenda,Ikan Sakti. Sebuah kolam ikan,di alam nan asri, menjanjikan sebuah kedamaian bagi keluarga yang melancong ke sana. “Ikan dalam kolam, diyakini warga sekitar berasal dari manusia,” ujarnya. Dahulu kala, ada sepasang suami-istri. Karena bekerja di ladang,mereka meninggalkan anak mereka yang masih kecil di rumah sendirian. Ketika mereka pulang bekerja,didapati sang anak tidak ada di rumah. Mereka mencarinya sampai jauh malam. Tetapi sang anak tidak ditemukan.
Malamnya,sang ibu bermimpi kalau anaknya ada di sebuah tempat. Untuk menemuinya, sang ibu harus membawa nasi kunyit (nasi kuning). Setelah membuat nasi kunyit, seperti petunjuk dalam mimpinya, si ibu lalu menuju tempat yang ditunjukan mimpinya. Ia menebarkan nasi kunyit di lokasi itu, sambil memanggil nama sang anak. Lalu, betapa terkejutnya ia, manakala yang muncul adalah seekor ikan. Namun naluri sang ibu mengatakan, kalau itulah wujud anaknya kini. Lokasi tempat bertemunya sang ibu dan anaknya,yang sudah menjelma menjadi ikan itu persis di kolam ikan Sungai Janiah.
“Banyak versi tentang asal ikan di Kolam Sungai Janiah, namun yang banyak diyakini warga adalah seperti diceritakan di atas,” ujarnya. Kini Kolam Ikan Sakti Sungai Janiah ramai pengunjung. Bukan saja warga Agam dan Bukittinggi, tetapi juga dari daerah lain di Sumatera Barat. Bahkan warga dari provinsi tetangga banyak banyak yang berkunjung ke sana, terutama pada hari libur. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Agam, melalui Kabid Pengembangan Pariwisata, Rinaldi, ST, menjelaskan kalau Objek Wisata Ikan Sakti di Sungai Janiah, Nagari Tabek Panjang, Kecamatan Baso merupakan objek yang ramai pengunjung. Jalan menuju objek sudah diaspal, sehingga memudahkan pengunjung mencapai objek dimaksud.
“Yang menarik bagi pengunjung, salah satunya adalah legenda asal ikan sakti dimaksud, di samping ikan jinak yang menghiasi kolam,” ujarnya. Ikan yang jinak itu memakan apa saja yang dimakan para pengunjung. Sejak dari kacang goreng, sampai makanan ringan produksi pabrik. Buah-buahan, seperti pisang, apalagi. “Pokoknya, semua makanan pengunjung, yang dilemparkan ke dalam kolam, akan dimakan ikan dengan lahapnya,” ujarnya pula.
Bagi para pengunjung, memberi makan ikan adalah kesenangan tersendiri. Melihat ikan berebut makanan, pengunjung nampak senang. Apalagi bila ikan memakan makanan yang disuguhkan di telapak tangan pengunjung. Bukan hanya itu, di pinggiran kolam, di kaki bukit, ada kera jinak. Saking jinaknya sang kera mau mengambil makanan dari tangan pengunjung. Menjawab sumbarsatu.com, Rinaldi mengatakan kalau pengelolaan objek tersebut dilakukan pihak Nagari Tabek Panjang, bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Agam. (MSM)